SATU ISI KANDUNGAN AL-QUR’AN ADALAH QOSHAHSH
( KISAH-KISAH YANG TERDAPAT DALAM AL-QUR’AN)
Tujuannya adalah IBRATULLI ULIL ALBAB
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (يوسف:111)
SALAH SATU QISAH DALAM AL-QURAN YANG PERLU KITA AMBIL PELAJARAN ADALAH QISAH HARUT DAN MARUT
·
FIRMAN ALLAH DALAM AL-BAQAROH: 102
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُون [البقرة: 102)
Artinya :
………. Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya
kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. ….(Q.S. Al-Baqarah: 102).
Ayat di atas
menyebutkan sekaligus menceritakan kisah dua orang malaikat yang bernama Harut
dan Marut.
Khutbah Jum’at kali ini akan membahas siapa kedua malaikat yang bernama Harut dan Marut tersebut, serta mengapa dan untuk apa mereka hadir ke pentas bumi ini, dan apa hikmah yang perlu kita ambil.
Konon, ketika Allah S.W.T. ingin menciptkan manusia (Nabi Adam) sebagai khalifah di muka bumi, para malaikat “protes” dan “tidak setuju” dengan rencana Allah tersebut. Secara bersama-sama mereka menyampaikan “unek-“unek” kepada Allah.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (البقرة:30
Artinya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".( Q.S. Al-Baqarah: 30).
Dari ayat di atas dapat diapahami bahwa para malaikat menduga dan menganggap bahwa malaikat lebih wajar menyandang tugas sebagai khalifah tersebut dari Adam dan anak cucunya, karena mereka sudah lama beribadah dan mensucikan Allah, mengapa harus manusia (diciptakan saja belum) yang dipilih oleh Allah untuk menjadi kahalifah di bumi.
`` Untuk menanggapi unek-unek tersebut, maka Allah
ingin membuktikan kekeliruan para Malaikat melalui ujian lisan dan tertulis.
وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَا آَدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ
بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (البقرة:33 )
Artinya:
“Dia ( Allah ) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar( dalam dugaanmu)!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” ( Q.S. Al-Baqarah:31-32).
Konon, setelah para malaikat melihat ulah manusia di bumi yang mengakibatkan kerusakan dan pertumpahan darah terutama setelah terjadinya pembunuhan pertama dari anak Adam (Qabil dan Habil), mereka kembali mengecam “ khalifah “ itu dan menduga bahwa malaikat lebih wajar menyandang tugas tersebut dari pada Adam dan anak cucunya. Inilah unek-unek malaikat yang kedua.
Untuk membuktikan
kekeliruan unek-unek yang kedua ini, Allah menguji para malaikat dalam bentuk praktek.
Kisah ini dipahami oleh sebagian ulama sebagai kisah simbolik, tamtsil dan ibarat (pelajaran) bagi kehidupan manusia. Manusia biasanya menduga dirinya lebih pandai dan lebih benar dari pihak lain yang sedang melaksanakan satu tugas dalam satu arena, misalnya pemerintahan atau lapangan permainan. Bukankah pemain seringkali dinilai salah dan keliru oleh penonton? Bukankah kelompok oposisi seringkali menganggap kebijaksanaan pemerintah keliru? Tetapi penilaian mereka tidak selalu benar. Persilahkanlah penonton bermain, berilah kendali pemerintahan kepada penentang, tidak jarang terbukti bahwa dugaan mereka tentang kemampuannya dan ketidakmampuan pihak lain, ternyata sangat meleset. Tidak jauh berbeda dengan dengan para malaikat yang diwakili oleh Harut dan Marut itu. Kisah ini juga mengajarkan agar kita jangan mudah menyalahkan dan hanya pandai mengkritik orang lain tanpa solusi. Belum tentu jika kita berada dalam posisi orang yang kita kritik akan lebih baik dari keadaan mereka. Demikian Wallahu ‘alam.
- Jangan mudah menyalahkan orang lain tanpa solusi. Jika kita berada pada posisi tersebut belum tentu kita juga bisa.
- Beruntunglah orang yang sibuk memikirkan aib diri sendiri dan tidak sempat mencari aib orang lain. HASIBU ANFUSAKUM QABLA AN TUHASABU
- Jangan mengejek/meremehkan orang lain, bisa jadi mereka lebih baik dari yang mengejek.
- Minuman keras berbahaya, jangankan manusia malaikat saja, bisa tergoda membuat dosa dengan diawali minuman keras.
WALLAHU ‘ALAM
Oleh: Dr. H. Rozian karnedi, M.Ag
Disampaikan pada khutbah Jum'at di beberapa mesjid di Kota bengkulu, diantaranya : Mesjid Al-Istiqomah Padat karya, Mesjil Al Muawanah Pagar Dewa, mesjid Ar Rahman pagar Dewa, Mesjid Al-Istiqomah Kebun Tebeng Pada Tahun 2021
MasyaAllah, semoga kita bisa memetik hikmahnya. Salah satunya menyalahkan orang lain tanpa solusi, sering banget di keseharian menemui/mendengar hal spt itu...
ReplyDeleteAlmost semua hikmahnya bener, Bu. Baca kisah ini menjadi salah satu refleksi untuk saya menyadari bahwa kita tidak boleh mudah menjudge orang lain.
ReplyDeleteIya nih Mbak, mengomentari memang gampang sekali ya, padahal kalau diminta melakukan hal serupa gak ada jaminan juga kalo dia gak akan melakukan kesalahan. Don't judge other people lah yaa
ReplyDeleteWah mmg bner Mbk, kita ga blh judge kehidupan org lain, krn kita blm tntu benar jg kalo di posisinya.
ReplyDelete